Rabu, 30 Juni 2010

Luisan CukiL Kayu

Mata pisau yang tajam menyelusuri serat kayu dengan ribuan cukilan. Sebuah tekanan pada tangan menghasilkan cukilan yang dalam atau bisa juga berupa torehan kecil bak sebuah goresan pensil. Setiap torehan diperhitungkan kedalamannya karena cukilan dengan kedalaman berbeda akan menghasilkan cetakan yang berbeda. Proses inilah yang biasanya dilakukan berulang-ulang oleh seorang seniman grafis yang menggunakan teknik cukil kayu, sebelum menghasilkan karya akhir berupa hasil cetakan. Tahap proses cetak juga bisa berlangsung berkali-kali. Kadang-kadang hasilnya tak sesuai dengan hasil cukilan, sehingga harus dicukil lagi. Sebuah proses berkarya yang tertahan, butuh waktu lama, dan tak jarang juga menjemukan.

Supangkat Wahyudi, perupa grafis alumni Fakultas Seni Rupa dan Desain ITB, memutus rantai proses yang menjemukan ini menjadi sebuah proses kreatif sekali jadi. Supangkat mengakhirinya pada proses mencukil tanpa proses cetak. Hasilnya, 13 lukisan monokrom di atas kayu tripleks yang rata-rata berukuran besar.

Lukisan cukil kayu Supangkat menggambarkan semua proses awal untuk membuat karya grafis cukil kayu. Penonton serta-merta terserap dalam bayangan ketelitian, ketekunan, dan kesabaran Supangkat. Bayangkan, ia menampilkan potret klasik Monalisa dalam ukuran besar. Cuplikan karya Leonardo da Vinci ini digambarkan sedang menggenggam telepon seluler. Sedangkan gambar latar berupa susunan gedung jangkung, dikesankan sebagai obyek yang berada di luar titik fokus pandangan. Komposisi obyek-obyek yang tak wajar itu digarap dengan citra realitas fotografis. Tak mengherankan kalau Supangkat butuh waktu delapan bulan untuk menyelesaikan karya ini.

Komposisi bentuk ini mengingatkan pada kecenderungan bahasa ungkap sejumlah perupa kontemporer yang suka mencibir pada kehidupan sosial dengan gaya parodi. "Saya suka mengamati perubahan cara hidup dan gaya hidup masyarakat yang semakin materialistis dan konsumtif," ujar Supangkat, perancang grafis pada biro iklan. Untuk menajamkan unsur parodi pada karyanya, Supangkat sering mengutip idiom populer, misalnya kartu ATM, kartu kredit, burger, tongkat golf. Idiom populer ini kemudian disandingkan dengan gambar yang juga sudah populer, semacam lukisan Picasso berjudul La Guernica (1937), potret Monalisa, atau cuplikan lukisan klasik pada masa romantik.

Pada karyanya berjudul Habis Golf Pastilah Terang, Supangkat mengontraskan kesederhanaan gaya hidup lewat potret diri R.A. Kartini dengan materialisme. Di kedua tangannya yang dibalut sarung tangan kulit ini terselip tongkat golf. Pada gambar latar terlihat landskap padang golf yang rindang dengan seorang laki-laki sedang mengayunkan tongkat golf .

Supangkat juga suka bermain-main dengan tema kontekstual pada masanya, sebagaimana yang terlihat pada karya bertajuk Musyawarah Mufakat untuk Menjilat Bersama, yang dibuat pada 1995, atau Tiga Wanita Berdialog tentang Tinggal Landas, yang dibuatnya pada 1997, dan yang terbaru berjudul Kutahu yang Kau Mau, Kata Franklin. Supangkat mengangkat krisis moneter lewat simbol tiga mata uang, yakni potret wajah Benyamin Franklin di atas uang US$ 100, potret wajah Ratu Elizabeth dengan bibir tersungging pada mata uang poundsterling, dan potret Sultan Hamengku Buwono IX pada lembaran Rp 10 ribu dengan mata melirik. Dengan sangat mahir Supangkat memainkan pisaunya menggarap pola garis yang rumit.

Lukisan cukil kayu yang terlihat sangat rumit ini sebenarnya lahir dari konsep sederhana. Supangkat hanya melabur permukaan kayu dengan tinta cina hitam. Teknik ini banyak digunakan seniman "pencukil kayu" untuk memudahkan melihat hasil akhir sebelum dicetak. Tapi Supangkat justru memanfaatkan teknik ini sebagai teknik pewarnaan. Warna terang berupa warna asli kayu muncul dari cukilan yang melebar, sedang susunan cukilan yang menyempit menghasilkan warna tengah dan cenderung gelap. Karya Supangkat ini merupakan cermin kecerdikan menyiasati hambatan teknik.

Sejarah Seni Lukis Indonesia

Seni lukis modern Indonesia dimulai dengan masuknya penjajahan Belanda di Indonesia. Kecenderungan seni rupa Eropa Barat pada zaman itu ke aliran romantisme membuat banyak pelukis Indonesia ikut mengembangkan aliran ini. Awalnya pelukis Indonesia lebih sebagai penonton atau asisten, sebab pendidikan kesenian merupakan hal mewah yang sulit dicapai penduduk pribumi. Selain karena harga alat lukis modern yang sulit dicapai penduduk biasa.

Raden Saleh Syarif Bustaman adalah salah seorang asisten yang cukup beruntung bisa mempelajari melukis gaya Eropa yang dipraktekkan pelukis Belanda.

Raden Saleh kemudian melanjutkan belajar melukis ke Belanda, sehingga berhasil menjadi seorang pelukis Indonesia yang disegani dan menjadi pelukis istana di beberapa negera Eropa.

Namun seni lukis Indonesia tidak melalui perkembangan yang sama seperti zaman renaisans Eropa, sehingga perkembangannya pun tidak melalui tahapan yang sama.

Era revolusi di Indonesia membuat banyak pelukis Indonesia beralih dari tema-tema romantisme menjadi cenderung ke arah "kerakyatan". Objek yang berhubungan dengan keindahan alam Indonesia dianggap sebagai tema yang mengkhianati bangsa, sebab dianggap menjilat kepada kaum kapitalis yang menjadi musuh ideologi komunisme yang populer pada masa itu. Para pelukis kemudian beralih kepada potret nyata kehidupan masyarakat kelas bawah dan perjuangan menghadapi penjajah.

Selain itu, alat lukis seperti cat dan kanvas yang semakin sulit didapat membuat lukisan Indonesia cenderung ke bentuk-bentuk yang lebih sederhana, sehingga melahirkan abstraksi.

Gerakan Manifesto Kebudayaan yang bertujuan untuk melawan pemaksaan ideologi komunisme membuat pelukis pada masa 1950an lebih memilih membebaskan karya seni mereka dari kepentingan politik tertentu, sehingga era ekspresionisme dimulai. Lukisan tidak lagi dianggap sebagai penyampai pesan dan alat propaganda, namun lebih sebagai sarana ekspresi pembuatnya. Keyakinan tersebut masih dipegang hingga saat ini.

Perjalanan seni lukis kita sejak perintisan R. Saleh sampai awal abad XXI ini, terasa masih terombang-ambing oleh berbagai benturan konsepsi.

Kemapanan seni lukis Indonesia yang belum mencapai tataran keberhasilan sudah diporak-porandakan oleh gagasan modernisme yang membuahkan seni alternatif, dengan munculnya seni konsep (conceptual art): “Installation Art”, dan “Performance Art”, yang pernah menjamur di pelosok kampus perguruan tinggi seni sekitar 1993-1996. Kemudian muncul berbagai alternatif semacam “kolaborasi” sebagai mode 1996/1997. Bersama itu pula seni lukis konvensional dengan berbagai gaya menghiasi galeri-galeri, yang bukan lagi sebagai bentuk apresiasi terhadap masyarakat, tetapi merupakan bisnis alternatif investasi.

Aliran seni lukis

Surrealisme

Lukisan dengan aliran ini kebanyakan menyerupai bentuk-bentuk yang sering ditemui di dalam mimpi. Pelukis berusaha untuk mengabaikan bentuk secara keseluruhan kemudian mengolah setiap bagian tertentu dari objek untuk menghasilkan sensasi tertentu yang bisa dirasakan manusia tanpa harus mengerti bentuk aslinya.

Kubisme

Adalah aliran yang cenderung melakukan usaha abstraksi terhadap objek ke dalam bentuk-bentuk geometri untuk mendapatkan sensasi tertentu. Salah satu tokoh terkenal dari aliran ini adalah Pablo Picasso.

Romantisme

Merupakan aliran tertua di dalam sejarah seni lukis modern Indonesia. Lukisan dengan aliran ini berusaha membangkitkan kenangan romantis dan keindahan di setiap objeknya. Pemandangan alam adalah objek yang sering diambil sebagai latar belakang lukisan.

Romantisme dirintis oleh pelukis-pelukis pada zaman penjajahan Belanda dan ditularkan kepada pelukis pribumi untuk tujuan koleksi dan galeri di zaman kolonial. Salah satu tokoh terkenal dari aliran ini adalah Raden Saleh.

Aliran lain

* Ekspresionisme
* Impresionisme
* Fauvisme
* Neo-Impresionisme
* Realisme
* Naturalisme
* De Stijl

Abstrak

Adalah usaha untuk mengesampingkan unsur bentuk dari lukisan. Abstraksi berarti tindakan menghindari peniruan objek secara mentah. Unsur yang dianggap mampu memberikan sensasi keberadaan objek diperkuat untuk menggantikan unsur bentuk yang dikurangi porsinya.

Seni Lukis Zaman Primitif

Mempunyai ciri-ciri: kolektivitas dan religiusitas, bersifat populis, figur seniman sebagai individu nyaris tidak mendapat tekanan. Seni primitif menvisualisasikan pola hubungan konkrit dalam masyarakat.Seni merupakan ungkapan hierofani serentak, juga visualisasi dari yang sakral. Seni dan ritual religius menjadi identik,sifat seni primitif:
- Ritualistik menyebabkan banyaknya penggunaan pola-pola
dekoratif

- Spiritual religius menyebabkan seni tampil tidak dalam bentuk realisme melainkan pola-pola stilistik yang menampilkan imaji spiritual dari objek-objek, bahkan kekuatan-kekuatan gaib mistik
dibalik objek-objek itu.
Peninggalan-peninggalan prasejarah memperlihatkan bahwa sejak ribuan tahun yang lalu, nenek moyang manusia telah mulai membuat gambar pada dinding-dinding gua untuk mencitrakan bagian-bagian penting dari kehidupan mereka. Sebuah lukisan atau gambar bisa dibuat hanya dengan menggunakan materi yang sederhana seperti arang, kapur, atau bahan lainnya. Salah satu teknik terkenal gambar prasejarah yang dilakukan orang-orang gua adalah dengan menempelkan tangan di dinding gua, lalu menyemburnya dengan kunyahan daun-daunan atau batu mineral berwarna. Karena hasil-hasil peninggalan seni lukis pada jaman primitif, dapat dilihat hingga sekarang, seperti warna-warni cap dari jari tangan yang dibuat, menyebabkan seni lukis lebih cepat berkembang disbanding seni-senilain.
Seni lukis Pasca Primitif
Pada seni lukis pasca primitif, dewa yang natural alamiah berubah menjadi supernatural dan transenden. Dunia tidak lagi dianggap sakral (proses desakralisasi), dunia menjadi profon dan pengalaman sehari-hari tidak lagi dianggap hierofani seperti sebelumnya, sehingga pengalaman religius menjadi sesuatu yang khusus dan unik (mistik). Seni terbelah menjadi 2 yaitu seni religius dan seni profon. Keharusan menvisualisasi sesuatu yang transenden supernatural, yang praktis berarti keindahan dan keanggunan maksimal. Inspirasi dan motivasi religius dipadu dengan kecanggihan teknis, maka itu muncul karya-karya fantastis dan ajaib. Pada Pasca Primitif, terdapat perkembangan dua jaman sebelum renaisans, yaitu seni di jaman klasik dan jaman pertengahan, yaitu sebagaiberikut:
Seni lukis zaman klasik
Seni lukis zaman klasik kebanyakan dimaksudkan untuk tujuan:
• Mistisme (sebagai akibat belum berkembangnya agama)
• Propaganda (sebagai contoh grafiti di reruntuhan kota Pompeii),
Pada zaman ini pada umumnya lukisan meniru semirip mungkin bentuk-bentuk yang ada di alam. Hal ini sebagai akibat berkembangnya ilmu pengetahuan dan dimulainya kesadaran bahwa seni lukis mampu berkomunikasi lebih baik daripada kata-kata dalam banyak hal. Selain itu, kemampuan manusia untuk menetap secara sempurna telah memberikan kesadaran pentingnya keindahan di dalam perkembangan peradaban.

Realisme pada Seni Lukis Indonesia

Awal sebuah kata realisme muncul di dalam teori filsafat. Realisme merupakan paham atau ajaran yang selalu bertolak dari kenyataan. Dalam karya seni visual, istilah realisme mulai muncul pertama kali di Prancis sekitar tahun 1850, yang dipelopori oleh pelukis Gustav Courbet dan Francois Millet. Tema dalam karya-karya pelukis realisme pada masa itu lebih banyak mengambil objek kehidupan petani, buruh, maupun tukang. Di sisi lain, seni lukis realisme di Prancis, mendapat kecamatan keras dari para pemilik modal, kolektor, serta galeri. Dalam konteks ini timbul sebuah pertanyaan, bagaimana kemunculan seni lukis realisme di Indonesia?

DI Indonesia, realisme mulai muncul pada masa kolonial, tepatnya pada masa Raden Saleh Syarif Bustaman pertama kali mempopulerkan karya seni lukis yang bergaya realisme. Tak menutup kemungkinan gaya realisme yang dibawakan Raden Saleh itu merupakan hasil pengaruh dari realisme Barat. Hal ini dikarenakan ia pernah mengenyam pendidikan dasar-dasar seni lukis realisme di Barat, salah satu diantaranya di Belanda.

Sejak kedatangan Raden Saleh di Indonesia, realisme muncul sebagai salah satu gaya dalam seni lukis, dan gaya tersebut membawa perubahan baru seni lukis di Indonesia. Hasil karya seni lukis Raden Saleh lebih banyak mengambil tema kehidupan kaum bangsawan dan kehidupan binatang.

Kepiawaian teknik, bentuk, karakter, terang gelap dan seterusnya, yang diterapkan dalam karya seni lukis tersebut, menjadi perhatian bagi pelukis-pelukis lain di Indonesia, diantaranya adalah pelukis R. Abdullah Suryosubroto, Wakidi dan M. Pirngadi. Tiga pelukis yang pernah bergabung dalam sanggar Hindia Molek atau Mooi Indie (1925-1938) ini, mencoba meneruskan realisme di Indonesia. Tema yang dilukis masa itu hanya menampilkan keindahan alam Indonesia. Tema ini kurang mendapat perhatian dari pelukis-pelukis lain, karena menyempitkan gerakan tema seni lukis di Indonesia. Para pelukis lain yang masih meneruskan gaya realisme adalah Basuki Abdullah, Soedarso, Sudjojono, Affandi, hingga Rustamdji. Para pelukis ini juga merupakan bagian salah satu dari gabungan dalam sanggar-sanggar seni lukis Indonesia, seperti ada yang tergabung dalam sanggar, Persagi (Persatuan Ahli Gambar Indonesia 1938-1942), Poetera (Poesat Tenaga Rakyat), Sim (Seniman Masyarakat), dan sebagainya.

Dengan muncul dan berkembangnya beberapa sanggar seni lukis di Indonesia, maka tema-temanya pun mengalami perkembangan -- tidak lagi terbatas pada keindahan alam, binatang, potret, tetapi pada pengembangan dari kehidupan dan penderitaan rakyat sehari-hari seperti kehidupan orang cacat, orang miskin, pengamen, kaum buruh, hingga petani. Di sisi lain, pengembangan pada teknik melukis sangat diperhatikan pada masa itu, sehingga seni lukis realisme Indonesia memiliki identitas pribadi.

Mengenang Kembali
Kini, salah satu kurator Indonesia yakni Merwan Yusuf telah kembali memamerkan karya beraliran realisme di Galeri Cipta II Taman Ismail Marzuki Jakarta Pusat. Pameran itu telah digelar 24 September dan berakhir 8 Oktober 2003. Tujuan pameran ini, tentu untuk mengenang kembali pertumbuhan dan perkembangan seni lukis realisme Indonesia. Karya-karya seni lukis yang ditampilkan pada pameran kali ini antara lain karya Hendra Gunawan, Henk Ngantung, Yuswantoro Adi, Ida Hadjar YW, Kustiya, Soedarso, hingga Gatot Prakosa. Setiap karya realisme yang dipamerkan memiliki ciri khas dan karakter pribadi. Hal ini nampak pada kemahiran pada teknik melukis, terang gelap suatu objek, ketepatan bentuk, kekontrasan warna-warna, komposisi, pengambilan objek, dll.

Salah satu contoh karya seni lukis disamping menekankan pada bentuk, perspektif dan terang gelap terdapat pada karya Yuswantoro Adi dan Dede Eri Supria. Sementara karya-karya Gatot Prakosa lebih mengandalkan pada komposisi bentuk, warna dan ruang. Kemudian karya Hendra Gunawan menekankan pada permainan warna-warna kontras yang terdapat pada setiap objek, dan penampilan warna-warna juga nampak terpisah-pisah. Pemisahan warna-warna ini, disamping mengesankan terang-gelapnya cahaya, dekat-jatuhnya objek dan memberi kesan ngeri, jijik dan takut. Kemudian bentuk wajah khususnya pada bagian wajah dari masing-masing objek hampir dibuat sama sehingga karakter objeknya juga berkesan sama.

Pijakan-pijakan dasar kesenilukisan realisme yang diterapkan masing-masing pelukis ini memberi dampak positif bagi kalangan pelukis muda lainnya, sehingga seni lukis realisme tetap menjadi eksis di masyarakat. Di samping itu, realisme merupakan dasar untuk melangkah menuju pada gaya-gaya berikutnya seperti surealis, abstrak, ekspresionis, kubisme, pop art, dan seterusnya. Bagi kalangan masyarakat luas -- negara Timur dan Barat, seni lukis realisme sangat mudah dipahami karena disamping bentuknya jelas, tekniknya halus dan dari segi temanya lebih banyak menggambarkan realitas sosial. Bahwa realitas sosial yang terjadi di kalangan masyarakat umumnya menjadi perhatian bagi para pelukis dunia, sehingga pahit dan bahagianya kehidupan masyarakat setempat tetap memberi inspirasi bagi kalangan seniman.

Minggu, 27 Juni 2010

PABLO PICCASO


Pablo Ruiz Picasso (25 Oktober 1881 – 8 April 1973) adalah seorang seniman yang terkenal dalam aliran kubisme dan dikenal sebagai pelukis revolusioner pada abad ke-20. Jenius seni yang cakap membuat patung, grafis, keramik, kostum penari balet sampai tata panggung. Lahir di Malaga, Spanyol 25 Oktober 1881 dengan nama lengkap Pablo (or El Pablito) Diego José Santiago Francisco de Paula Juan Nepomuceno Crispín Crispiniano de los Remedios Cipriano de la Santísima Trinidad Ruiz Blasco y Picasso López. Ayahnya bernama Josse Ruiz Blasco, seorang profesor seni dan ibunya bernama Maria Picasso Lopez.

Pendidikan
Picasso memiliki sifat yang selalu ingin belajar. Perbedaan kota atau negara bukan suatu halangan untuk memperoleh beragam ilmu. Di usia 14 tahun, ia lulus ujian masuk School of Fine Arts di Barcelona dan dua tahun pindah ke Madrid untuk belajar di Royal Academy. Tak lama kemudian dia kembali lagi ke Barcelona dan bergabung di Els Quatre Gats, tempat para penyair, artis dan kritikus untuk tukar menukar ide yang didapat dari luar Spanyol. Pada usia 23 tahun, Picasso pindah ke Paris, kota pusat seni dunia pada masa itu

Karya-karya
Picasso menghasilkan 20.000 karya dalam hidupnya. Yang menarik, Picasso sering berganti gaya lukisan. Ini bisa terjadi karena Picasso memiliki banyak teman. Seperti dari gaya lukisan biru dan merah jambu (karena lukisan didominasi warna biru dan merah jambu) berubah drastis ke gaya kubisme, akibat pengaruh pertemanannya dengan Georges Braque.

Gaya kubisme inilah yang mengejutkan dunia seni, karena mengubah persepsi orang akan suatu keindahan seni. Kalau sebelumnya lukisan wanita mudah dikenali wajah modelnya, oleh Picasso dibuat drastis sehingga bentuk lukisannya sulit dikenali lagi, seperti yang ia tuangkan lewat karya Demoiselles d'Avignon. Ini bukan berarti Picasso sembarangan saja membuat lukisan. Ia sebelumnya telah mempelajari karya pematung Iberia dan patung-patung Afrika lainnya (patung primitif) yang biasanya berbentuk melengkung dan tidak proporsional.

Ketidaksembarangan Picasso juga dibuktika dengan beberapa eksperimen yang sering dilakukannya, terutama pada perspektif dan distorsi yang ada pada suatu lukisan. Sehingga gaya kubisme temuan Picasso ini mengubah wawasan dunia akan penilaian suatu lukisan. lukisan bukan saja sebagai keindahan seni, tetapi merupakan pula sebagai hasil penelitian dan eksperimen.

Inspirasi dari Kenyataan Hidup
Picasso adalah seniman yang melankolis, berkepribadian kuat, egois dan hidupnya sangat bebas. Tak heran, karya karyanya banyak mencerminkan kepribadiannnya itu. kepribadiannya yang kuat, egois dan bebas, banyak terlihat dari karya seninya yang berkesan kontroversial dan sangat ekspresif, beda dari yang pernah ada sebelumnya. Di sisi lain, kemelankolisan Picasso terungkap dari sifatnya yang sangat sensitif serta rinci dalam menilai suatu kenyataan hidup. Ia sanggup membuat kenyataan hidup itu sebagai sumber inspirasi karyanya. Misalnya. lukisan Mesra Cinta (periode biru) yang bersuasana muram dan pesimis, mencerminkan masa-masa sulit Picasso di tengah situasi yang kompetitif. Lukisan Guernica yang menjadi pusat mata di Museum Reina Sofia (Madrid) adalah goresan tangan dari hasil ingatannya pada tragedi berdarah awal tahun 1930-an di daerah Basque, Guernica terjadi ketika perang sipil dan jatuhnya ratusan bom. Kemudian burung merpati, simbol perdamaian dunia, ternyata juga merupakan rancangannya. Picasso menyelesaikan seni grafis itu setelah terisnpirasi oleh burung Melanesia, pemberian Henri Matisse.

Lebih unik lagi, Picasso juga menjadikan wanita sebagai sumber inspirasi. Konon, setiap wanita memberikan inspirasi berbeda baginya. Misalnya dari kekasihnya, Marie-Terese Walter, ia menghasilkan karya La Reve (mimpi) yang laku terjual 48.402.500 dolar AS. Dari kekasihnya yang lain, Eva Gouel, terlahir lukisan Femme Assise Dans Un Fauteuil, yang termasuk salah satu adikarya gaya kubistis. Tak heran jika Picasso sampai dijuluki Don Juan (playboy). Selain berganti-ganti kekasih, ia juga telah menikah beberapa kali, antara lain dengan Fernande Olivier, Marchelle Thumbert, Olga Kohklova dan Jaqueline Roque.

10 Karya Seni Telanjang Termahal di Dunia

Yang namanya barang seni banyak banget yang menampilkan gambar atau bentuk telanjang, yang mengharankan, dibawah ini adalah berbagai barang seni (kebanyakan sih lukisan ya) yang menunjukkan gambar telanjang, masalahnya harganya selangit banget bo... dan udah gitu...

Ya intinya mau ga loe beli karya seni kaya gini? (kursnya pake 10 rebu per 1 Dollar Amrik)

No.10 - Nu assis sur un divan (la belle Romaine), karya Amedeo Modigliani
Harga: 168 Milyar Rupiah

Amadeo Modigliani adalah seniman Italia yang hodup di awal abad 20 ini. Seperti seniman lain, terlibat dalam berbagai dunia gelap yang akhirnya memiliki nasib buruk, harus meninggal di usia muda, 35 tahun. Lukisan yang diciptakan pada 1919 ini menampilkan wanita dengan pakaian yang di jaman ini seperti thong. Gaya melukisnya unik dan susah masuk ke dalam kategori yang sudah ada.


No.9 - Les Femmes d’Alger (J), karya Pablo Picasso
Harga: 186 Milyar Rupiah

Picasso menempatkan karyanya di nomor 9. (J) di belakang judulnya itu adalah tanda bahwa lukisan ini adalah satu dari sekian versi dari konsep yang dibuatnya untuk lukisan yang sama. Versi J ini adalah versi termahal dari semua karya yang judulnya sama.


No.8 - Eve, grand modele-version sans rocher, karya Auguste Rodin
Harga: 190 Milyar Rupiah

Patung ini adalah salah satu karya dari maestro patung terbesar di dunia, Auguste Rodin. Kisah dibelakang patung ini unik, awalnya 'Eve' ini dibuat ukuran besar, sebagai teman patung 'Adam' karya Rodin. Tapi entah kenapa tidak pernah selesai. Akhirnya salah satu murid Rodin jatuh cinta kepada model patung 'Eve' dan akhirnya menikah dengan model tersebut.


No.7 - Naked Portrait with Reflection, karya Lucien Freud
Harga: 235 Milyar Rupiah

Lucien adalah seniman kontemporer, dan lukisan ini dibuat pada 1980, lukisan cat minyak diatas kanvas. Pantulan (reflection) yang dimaksud adalah gambar sepasang kaki di belakang sofa, yang dipercaya adalah kaki milik Lucien sendiri.


No.6 - Nu au Collier, karya Pablo Picasso
Harga: 240 Milyar Rupiah

Karya ini tersembunyi selama 60 tahun lamanya, sebelum akhirnya dilelang pada 2002. Karya ini diselesaikan pada 1930an pada puncak hubungan Picasso dengan Marie-Therese Walters, selingkuhannya.


No.5 - Nu Couche de Dos, karya Amedeo Modigliani
Harga: 269 Milyar Rupiah

Harga lukisan ini menembus rekor bagi karya seni buatan Modigliani, dan dianggap sebagai salah satu karya seni terindah buatan Modigliani


No.4 - Les Femmes d’Alger (O), karya Pablo Picasso
Harga: 320 Milyar Rupiah

Salah satu karya lain Picasso yang muncul dengan beberapa versi sekaligus. Versi O dari Les Femmes d’Alger adalah lukisan termahal dalam seri ini. Karya ini terjual pada 1997 dan harganya melebihi prediksi banyak orang.


No.3 - Benefits Supervisor Sleeping, karya Lucien Freud
Harga: 336 Milyar Rupiah

Lukisan ini dibuat pada 1995, dan diangap sebagai karya terbaiknya di era 1990an. Lukisan ini unik karena tidak mengikuti standar 'cantik' yang ada.


No.2 - Study of Nude with Figure in a Mirror, karya Francis Bacon
Harga: 397 Milyar Rupiah

Beberapa saat setelah meninggal pada 1992, lukisan ini 'hanya' berharga 10 Milyar Rupiah saja, tapi semakin lama, harganya meningkat gila-gilaan.


No.1 - Nude in a Black Armchair, karya Pablo Picasso
Harga: 451 Milyar Rupiah

Pablo Picasso memang pelukis handal, hampir semua karyanya selalu masuk dalam daftar terbaik dan termahal. Lukisan ini dibuat pada 1932, dan sejak 1999 menjadi lukisan telanjang termahal di dunia!

SENI MURNI




Meliputi keindahan luar dan dalam bagi orang yang merasakannya.
Seni murni sangat sulit dipahami oleh orang yang tidak mengikut sertakan jiwanya didalam melihat ataupun memandang karya ini.

Ketika sebuah lukisan dipertontonkan pada sebuah pameran banyak orang berdecak kagum karena melihat batapa indahnya lukisan itu. Tetapi mungkin hanya sedikit yang merasakan rasa haru didalam bathinnya dimana sesuatu telah menyentuh dasar alam jiwanya dan membuat getaran yang begitu kuat sehingga membuat dirinya bukan hanya sekedar mengaguni keindahan lukisannya tetapi dia telah lebih merasakan getaran keindahan dari jiwanya dan rasa haru yang dalam adalah sebuah bentuk expresi yang begitu dalam dari jiwanya.
Sebagian orang telah membuat beberapa pernyataan bahwa Seni Murni adalah hak mutlak seseorang untuk mengolah apa yang muncul secara naluriah dialam jiwanya dan mengekspresikannya sesuai dengan kehendaknya. Bahkan tidak ada sebuah kekuatanpun yang mampu menghalangi disaat orang ini akan berbuat sesuatu didalam proses perealisasiannya. Tetapi sebagian orang lagi beranggapan seni murni harus diolah dengan kedalaman berpikir yang dapat diolah dengan beberapa keahlian khusus yang dapat diajarkan pada seseorang agar dia dapat mengekspresikannya dengan lebih baik dan lebih dapat diterima oleh orang yang tidak mengerti makna yang terkandung didalamnya.
Sebagian lagi berpendapat bahwa sebuah karya seni murni harus dijadikan ciri dari kepribadian sipembuatnya bahkan kalau bisa dijadikan semacam pola dasar dari setiap karya yang akan dihasilkan kemudian. Pendapat ini banyak yang menentang karena lebih banyak yang beranggapan bahwa seni murni adalah lebih kepada kemurnian ekspresi dari bagian terdalam jiwa manusia sehingga tidak mungkin diberikan batasan batasan yang harus selalu diikuti disaat dia akan mengekspresikan keinginan imajinatifnya.
Kekuatan dari sebuah karya seni murni adalah olahan rasa yang disertai dengan kekuatan bathin yang begitu kuat didalam pembentukan nilai nilai keindahan pada sebuah karyanya sehingga secara perlahan akan merasuk kedalam jiwa orang lain yang melihat ataupun memperhatikannya dan inilah yang disebut SENI MURNI.
Ketika seseorang berkata bahwa dirinya adalah seniman yang ahli didalam pengolahan rasa yang akan diekspresikan pada sebuah karya seni murni, maka hal pertama yang harus dia periksa adalah HATI nya, karena dari sinilah akar dari SENI MURNI, bukan dari tarikan tangannya saja. Mungkin dia sangat mampu menggoreskan sesuatu pada sebuah bidang lukis, tetapi apabila disana tidak terdapat kedalaman rasa yang muncul dari dalam hatinya maka apapun yang dia hasilkan akan terasa kosong, tidak ada getaran2 halus yang menyelusup kedalam orang yang melihatnya.
Jadi sebenarnya setiap orang akan sangat mampu membuat sebuah karya seni murni tanpa harus mengikuti program pendidikan formal dan setiap orang dapat dengan bebas membuat sebuah karya seni murni selama dia menginginkannya, tetapi kedalaman rasa dan kedalaman jiwa dari karyanya belum tentu dapat membuat karyanya menjadi sebuah benda yang mampu menghidupkan makna yang terkandung didalamnya, dan ini artinya seseorang yang telah mampu membuat karya seni murni baru dapat dikatakan berhasil apabila karya yang dihasilkannya menjadi hidup dan dapat dirasakan getaran kehidupannya oleh orang lain.

Rabu, 23 Juni 2010

Tutorial 07 : How to draw REALISTIC HAIR

Senin, 21 Juni 2010

MEMBACA MAKNA SENI LUKIS ABSTRAK

SENI ABSTRAK


Seni abstrak adalah salah satu jenis kesenian kontemporer yang tidak menggambarkan obyek dalam dunia asli, tetapi menggunakan warna dan bentuk dalam cara non-representasional. Pada awal abad ke-20, istilah ini lebih digunakan untuk mendeskripsikan seni seperi kubisme dan seni futuristik.

Memahami Lukisan Abstrak
Lukisan abstrak sering menimbulkan pertanyaan di kalangan masyarakat kebanyakan.

Lukisan apa ini? Kok tidak ada bentuknya? Seperti corat-coret saja! Lukisan seperti ini sulit dipahami. Pernyataan seperti itu sering terlontar ketika seseorang berhadapan dengan lukisan abstrak.

Karena tidak mengemukakan sesuatu yang kongkrit, lukisan abstrak terkesan sulit dimengerti. Hanya orang-orang tertentu saja yang menyukai lukisan jenis ini. Kesannya, lukisan abtrak menjadi karya seni kaum elit dan hanya dipahami kaum intelek saja. Padahal sebenarnya tidak sulit memahami lukisan abstrak.

Sekilas Seni Abstrak

Louis Fichner dalam Understanding Art (1995) menyatakan, seni abstrak merupakan penyederhanaan atau pendistorsian bentuk-bentuk, sehingga hanya berupa esensinya saja dari bentuk alam atau objek yang diabstraksikan. Abstraksi, mengubah secara signifikan objek-objek sehingga menjadi esensinya saja.

Seni abstrak diciptakan melalui dua pendekatan. Pertama, seni abstrak diciptakan tanpa merujuk secara langsung pada bentuk-bentuk eksternal atau realitas. Ke dua, seni abstrak berupa citraan-citraan yang diabstraksikan yang berasal dari alam. Seni abstrak diciptakan melalui proses mengubah atau menyederhanakan bentuk-bentuk menjadi bentuk geometrik atau biomorfik. Seni abstrak juga dapat diciptakan dalam bentuk ekspresif.

Istilah nonobjective dahulu digunakan untuk mendeskripsikan jenis-jenis seni abstrak tertentu. Istilah ini kemudian ditinggalkan oleh para kritikus kontemporer dan para sejarawan. Mereka lebih memilih istilah seni abstrak daripada seni nonobjective. Seni abstrak muncul pada abad 20 dalam seni rupa Barat, sebagai seni avant-garde.

Lukisan abstrak berupa abstraksi pohon dibuat oleh pelukis Piet Mondrian. Pelukis ini menciptakan lukisan abstrak melalui beberapa tahapan. Pertama, pohon digambar tampak seperti mata memandang. Kemudian pohon digambar berdasarkan esensinya saja, yaitu struktur garisnya.

Lukisan abstrak lainnya, lukisan ekspresionis karya Jackson Pollock, merupakan ekspresi murni pelukis tanpa merujuk pada objek-objek alam. Lukisan abstrak ini diciptakan berdasarkan intuisi pelukis. Cat warna-warni di tuangkan pada permukaan kanvas, sehingga membentuk komposisi-komposisi tertentu.

Ibarat Mendengar Musik Instrumental

Wassily Kandinsky pelukis ternama Rusia, menyatakan, lukisan abstrak itu ada kemiripan dengan musik. Memahami lukisan abstrak bisa diibaratkan seperti kita mendengarkan musik instrumental. Kita bisa merasakan keindahan nada-nada musik itu tanpa harus dibebani dengan muatan-muatan verbal.

Semua unsur estetika dikembalikan pada bentuknya yang paling murni. Pada musik, semua unsur nada mewakili nada itu sendiri. Pada senilukis, warna mewakili warna, garis mewakili garis, demikian pula dengan unsur-unsur visual lainnya. Pada lukisan abstrak, unsur-unsur visual tidak digunakan untuk merepresentasikan objek-objek tertentu.

Pada lukisan abstrak, unsur-unsur visual disusun sedemikian rupa, sehingga menyampaikan pesan atau kesan tertentu. Unsur-unsur visual ini sendiri memiliki karakter dan makna-makna simbolik. Karakter dan makna simbolik unsur-unsur visual dapat menyiratkan makna tertentu yang diinginkan pelukis.

Jika pada musik instrumental orang bisa merasakan nada-nada senang, sedih, semangat dan sebagainya. Demikian pula dengan lukisan. Komposisi unsur-unsur visual bisa menunjukkan hal yang sama. Kesan kalem, tenang, tegas, berani, optimis dan sebagainya dapat diciptakan melalui komposisi unsur-unsur visual.

Klasifikasi warna

Lukisan abstrak dapat dianalisis berdasarkan klasifikasi warnanya. Warna dapat diklasifikasian dalam beberapa kelompok, yaitu warna panas, dingin, harmonis, monokromatis, kontras dan netral. Warna panas terdiri dari unsur-unsur warna merah, kuning dan oranye. Warna dingin terdiri dari unsur-unsur warna hijau, hijau muda, dan biru.

Warna harmonis terdiri dari unsur-unsur warna berdekatan dalam lingkaran warna. Contohnya warna biru, hijau dan hijau muda. Atau warna merah, oranye dan kuning.

Warna monokromatis, warna yang disusun berdasarkan warna senada. Warna senada dibuat dengan menambahkan warna putih atau hitam. Warna biru bila ditambahkan warna putih akan menjadi biru terang. Semakin banyak warna putih ditambahkan, warna biru akan tampak semakin terang. Dengan cara seperti ini warna biru terang bisa dibuat menjadi beberapa tingkatan. Jika disusun dalam bidang gambar warna ini menjadi warna monokromatis biru.

Jika ditambahkan warna hitam, warna biru akan menjadi biru gelap. Semakin banyak warna hitam ditambahkan, warna biru akan semakin gelap. Dengan cara ini pula warna biru gelap bisa dibuat beberapa tingkatan. Jika disusun dalam bidang gambar, menjadi susunan warna biru monokromatis.

Warna kontras terdiri dari unsur-unsur warna yang saling bertentangan. Warna hitam dan warna putih adalah kontras karena sangat bertentangan. Warna kuning dengan ungu juga kontras. Demikian pula warna merah dengan hijau. Warna kontras adalah warna-warna yang sangat bertentangan. Dalam lingkaran warna, posisi warna kontras saling berhadapan.

Karakter warna

Lukisan abstrak juga dapat dianalisis berdasarkan karakter warnanya. Karakter warna, kesan yang ditimbulkan oleh warna. Warna kuning, oranye dan merah memberi kesan warna hangat, gembira, semangat, berani dan sebagainya. Warna biru, hijau dan hijau muda memberi kesan sejuk, tenang, nyaman, dan sebagainya. Warna hitam, putih, dan abu-abu adalah warna netral.
Karakter Garis dan Tekstur
Lukisan abstrak juga dapat dianalisis berdasarkan karakter garis dan teksturnya. Garis dan tekstur memiliki karakter tertentu. Garis meliuk terkesan gemulai, lembut dan lunak. Garis lurus dan menikung tajam terkesan kaku, tegas dan keras. Demikian pula dengan tekstur, permukaan tekstur lukisan menyampaikan karakter tertentu. Tekstur halus memberikan kesan lembut dan nyaman. Sedangkan tekstur kasar manyampaikan kesan sebaliknya, keras dan tidak nyaman.

Komposisi

Lukisan abstrak juga dapat dianalisis komposisinya. Komposisi lukisan dapat diciptakan dengan berbagai cara. Pertama, komposisi balans simetris. Pada komposisi ini unsur-unsur visual lukisan disusun seimbang secara simetris. Kedua, komposisi balans asimetris. Pada komposisi ini, susunan unsur-unsur visual lukisan disusun seimbang namun tidak simetris.

Makna Simbolik

Lukisan abstrak juga dapat dianalisis berdasarkan warna simboliknya. Warna simbolik menyampaikan pesan-pesan atau kesan-kesan tertentu berdasarkan karakter warna. Warna sebagai simbol dipergunakan atas dasar konvensi, atau suatu kebiasaan yang berlaku umum.

Mawar merah dapat diartikan sebagai lambang cinta. Berdasarkan karakternya, warna merah terkesan semangat, berani, hangat, bahagia, dan optimis. Seorang pemuda yang memberikan setangkai mawar merah pada gadis pujaannya, dapat diartikan pemuda itu menyatakan cinta pada si gadis. Karakter warna merah dapat dianggap mewakili perasaan pemuda itu.

Warna hitam sering dipergunakan untuk menyatakan dukacita. Berdasarkan karakternya, warna hitam terkesan gelap, misterius, murung, sedih dan tenang. Pada upacara pemakaman biasanya orang mengenakan busana warna hitam sebagai pernyataan duka cita.

Demikian pula dengan warna-warna lainnya. Setiap warna memiliki karakter dan makna-makna simbolik tertentu. Warna hijau misalnya, banyak dipergunakan untuk simbol lingkungan hidup. Warna ini memiliki karakter sejuk, dingin, segar, tenang, dan nyaman. Warna hijau memberikan kesan kehidupan.

Warna kuning banyak dimanfaatkan untuk upacara-upacara gemerlap dan mewah. Warna kuning mengesankan kemegahan. Warna putih banyak dipergunakan untuk upacara-upacara sakral. Warna putih mengesankan bersih dan suci.
Pada lukisan abstrak, seorang pelukis memilih warna-warna berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tertentu. Pilihan-pilihan warna berdasarkan pada karakter dan makna-makna simbolik warna itu sendiri. Seorang pelukis abstrak tidak asal saja menaruh warna-warna pada kanvas.

Menikmati Lukisan Abstrak

Menikmati lukisan abstrak dapat dilakukan dengan cara melihat keharmonisan susunan unsur-unsur visualnya. Unsur-unsur visual berupa komposisi, warna, garis, dan tekstur lukisan menciptakan kesan dan pesan tertentu. Setiap orang berhak menafsirkan lukisan abstrak sesuai dengan latar belakang pengalamannya. Karena lukisan adalah tanda visual multi interpretasi.